Jumat, 15 Maret 2024

Masjid Muhajirin Kota Pangkalpinang, Pernah Dibantu Rabithah Alam Al-Islami Mekkah

Masjid Muhajirin Kota Pangkalpinang,

SELAIN sebagai tempat ibadah, silaturahim, dan aktivitas lainnya, masjid juga memiliki nilai-nilai historis, peradaban, dan juga sentral pendidikan. Di Kota Pangkalpinang, Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka  Belitung,  banyak terdapat masjid-masjid tua dan bersejarah yang menjadi cikal bakal dari pertumbuhan agama Islam di  kota tersebut.

Perjalanan Metro Bangka Belitung dalam menyusuri jejak masjid tertua dan bersejarah di Kota Pangkalpinang sudah sampai di Masjid Muhajirin Kota Pangkalpinang. Masjid ini berlokasi di Jalan KH Hasan Basri Sulaiman (Jalan Balai) Kelurahan Gedung Nasional, Kecamatan Tamansari, Kota Pangkalpinang.

Menurut sejarahnya, Masjid Muhajirin mulai digunakan tahun 1940 (69 tahun yang lalu)  dalam bentuk surau kecil. Pendirian surau kecil ini diprakarsai oleh beberapa tokoh-tokoh ulama di sekitar di Kota Pangkalpiang, yakni Husin, Abdus Somad dan Hanafi Asbat.  Awalnya, surau kecil tersebut dikenal dengan nama Surau Jalan Balai.

H Kamaruddin AK, penasihat dan Imam Rawatib (tetap) Masjid Muhajirin Kota Pangkalpinang menceritakan, bahwa tahun 1957, Surau  Jalan Balai itu mulai disempurnakan  oleh seorang kyai  yang berasal dari Muntok, yakni KH Hasan Basri  Sulaiman. Beliau membina jamaah masjid tersebut sejak tahun 1957 sehingga diubahlah nama Surau Jalan Balai itu menjadi Masjid Muhajirin.

“KH Hasan Basri Sulaiman itu wafat tanggal 24  Januari  1976, dan  beliau juga merupakan Ketua Muhammadiyah Bangka waktu itu,” kata Kamarudidin.

Kamaruddin menerangkan, pada tahun 1966, masjid dilebarkan di bagian sayap sebelah kiri dengan mendapat bantuan dari Komandan Batalyon 46 Bangka Mayor Sayuti (almarhum). Tahun 1981, masjid kecil (pembangunan awal)  dirombak menjadi  masjid yang ada sekarang  dari ukuran  15 x 15 menjadi  26 x 26 meter. Sejak tahun 1976-1983, Masjid Muhajirin  dipimpin oleh Abdullah Idris alias Bujang Wet.

Tahun  1983-2005, ketua masjid dijabat oleh H Kamaruddin AK (saya sendiri). Tahun 2005-2007, diketuai oleh H. Sofyan Tsauri, dan tahun 2007-sekarang, dipimpin oleh H Ubaidillah,” ujar Kamaruddin ketika ditemui Metro Bangka Belitung di kediamannya,  Minggu, 30 Agustus 2009.

Kamaruddin menambahkan, dana yang dibutuhkan untuk membangun masjid yang  baru pada tahun 1981 tersebut sebanyak Rp 120 juta. Untuk pembangunan  tahun 1981  sampai sekarang berasal dari dana swadaya masyarakat  dan jamaah  dari pemda dan PT Timah. Sumbangan dana terbesar untuk pembangunan masjid ini berasal dari  Rabithah Alam Al-Islami, Mekkah, Arab Saudi, sebanyak Rp30 juta melalui Dubes RI  di Arab Saudi.

“Saat ini, masjid dipakai untuk salat dan pengajian. Tahun 1957 sampai sekarang,  Masjid Muhajirin ini dibina oleh Pengurus Muhammadiyah. Tahun 1957, Masjid Muhajirin sudah mulai melaksanakan  kurban, pembagian zakat, dan sebagainya,” jelas Kamaruddin.

Ia mengatakan, untuk menara masjid mulai dibangun tahun 1995 setinggi  26 meter, dan diresmikan  pada tanggal 11 Ramadan 1416 H (Februari 1996) oleh Walikota Pangkalpinang  Sofyan Rebuin.

Di Masjid Muhajirin, saat ini terdapat beberapa kegiatan, yakni pengajian sebanyak dua kali seminggu pada Selasa malam dan Sabtu malam.  Di samping itu, juga ada kegiatan Thausiyah Subuh dan pembinaan anak-anak Panti Asuhan Muhammadiyah yang bersifat  agama dan umum.  Pengurus Masjid Muhajirin juga mengadakan ceramah agama sebelum saalat Tarawih dan ceramah subuh serta tadarusan selama bulan Ramadan.

Menurut Muhammad Rasyidin, Sekretaris Masjid Muhajirin Kota Pangkalpinang, Masjid Muhajirin  sedang merintis perpustakaan masjid  dengan pengadaan buku-buku  dari sumbangan  jamaah  sebanyak  200 buku  dan sebagian dibeli dari hasil infak di bulan Ramadan. 

Saat ini, kepengurusan perpustakaan  sudah terbentuk dan tujuan pendirian pustaka ini  untuk  pendidikan  jamaah masjid  secara luas  khususnya pendidikan agama,” kata Rasyidin. (Trisno Edwar)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar