Jumat, 15 Maret 2024

Masjid Al Ittihaad Sungailiat, Belum Pernah Digunakan untuk Nganggung

SALAH satu aset umat Islam berupa masjid, memang memberi catatan khusus bagi perjalanan syiar Islam. Sejarah perkembangan Islam bisa dilacak dari keberadaan masjid itu sendiri. Masjid Al Ittihaad atau Masjid Jami yang berlokasi di Jalan Batin Tikal, Sungailiat, Kabupaen Bangka, Bangka Belitung, salah satu buktinya.

Masjid ini dibangun pada tahun 1943 yang didirikan oleh warga muslim yang berdomisili di sekitaran masjid. Kala itu bangunan masjid Jami Sungailiat hanya berdinding papan dan beratapkan seng. Luas bangunannya 25 meter X 30 meter. Jamaah masjid kebanyakan dari masyarakat sekitar dan juga warga lainnya.

Abubakar Sidik, selaku marbot Masjid Al Ittihaad Sungailiat mengatakan, pertama kali yang mendirikan masjid ini sebagian besar dari pengurus Muhammadiyah yang ada di Sungailiat.

“Masjid ini awal didirikan oleh kaum Muhammadiyah yang ada di Sungailiat,” terang Abubakar.

Banyak kegiatan yang dilakukan di dalam masjid, selain sebagai tempat salat, kegiatan mengaji juga dilakukan di dalam masjid. Seiring dengan bergulirnya waktu, masjid ini pun mengalami perehaban seluruh fisik bangunannya. Tepat di usia masjid ke-58 tahun, pada tahun 2001, perehaban terhadap bangunan masjid dimulai.

Bantuan dana pembagunan berasal dari donator masyarakat dan juga bantuan dari pemerintah daerah. Selama lima tahun masa perehaban terhadap seluruh bangunan masjidtepatnya di tahun 2005nama inipun berganti dengan menjadi Masjid Al Ittihaad Sungailiat.

Dengan adanya perehaban terhadap bangunan masjid, ukuran masjid pun diperluas dengan ukuran 35 meter kali 40 meter dengan kapasitas jemaah mencapai 500 orang.

Untuk kegiatan yang ada di Masjid Al Ittihaad Sungailiat, di antaranya majelis taklim, kelompok kepemudaan masjid atau lebih dikenal dengan remaja masjid, dan tempat pendidikan Alquran (TPA).

Setelah mengalami perehaban, Masjid Al Ittihaad memiliki satu menara masjid, dengan ketinggian 25 meter, yang terletak di sisi kanan masjid, dengan terpasang alat pengeras suara yang berfungsi sebagai panggilan bagi umat muslim untuk melaksanaakan kewajiban salat.

Abubakar menambahkan, selama masjid ini berdiri untuk kegiatan menganggung (salah satu kegiatan tradisi di Bangka Belitung), belum pernah digelar di dalam masjid. Hal ini dimaksud sebagai untuk menjaga kesucian masjid.

Ditambahkannya, di bulan puasa banyak kegiatan yang dilakukan di masjid ini seperti mendengarkan ceramah, tadarusan, dan salat Tarawih.

“Untuk saat ini dari pihak masjid telah membentuk panitia dalam pengumpulan zakat fitah yang bagi umat muslim yang sudah menjadi kewajibannya,” kata Abubakar.

Selain itu juga, masjid Al Ittihaad juga sering digunakan sebagai masjid untuk mensalatkan jenazah yang akan dimakamkan di pemakaman umum Sri Menanti, yang terletak di belakang masjid. (M-108)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar