“Pasukan” Laskar Sedekah |
Sementara untuk operasional mereka beraktivitas banyak menggunakan dana pribadi. Militansi mereka terhadap masyarakat yang kurang mampu, menggetarkan hati.
Laskar Sedekah (LS)
berpusat di Yogyakarta sebuah komunitas sosial yang melakukan aktivitas
filantropi Islam dengan membantu orang-orang yang membutuhkan melalui pemberian
sedekah. Komunitas ini didirikan di Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
pada 30 Maret 2012. LS kini telah berkembang dengan baik dan telah memiliki
cabang di pelbagai kota dan kabupaten di Indonesia.
Untuk Provinsi
Sumatera Barat, dengan nama Laskar Sedekah (LS) Padang, telah hadir sejak 1
Januari 2016. Kota Padang merupakan LS kedua di Sumatera setelah Medan, Sumut.
Kini, dalam
menyalurkan dana sedekah, masyarakat Kota Padang sudah punya alternatif dan
pilihan di luar lembaga sejenis ini. Berbeda dengan lembaga sejenis, bersedekah
di Laskar Sedekah tanpa dipotong oleh biaya operasional. Jumlah yang dibayarkan
donatur, diterima dengan utuh oleh penerima manfaat.
Laskar Sedekah Cabang
Padang didirikan oleh Dwi Renny Junnisa dan Zul Ristiwan saat keduanya masih
berstatus mahasiswa. Mereka mencari donatur dan para pesedekah melalui media sosial
dan jejaring lainnya.
"Awalnya, kami
mencari para pesedekah dan donator lebih banyak menggunakan media sosial. Orang
tahu kami dari Instagram, lalu makin ke sini Laskar Sedekah dikenal dari orang
ke orang," ungkap Aidil Rahmadi, Ketua Eksekutor Laskar Sedekah Indonesia Cabang
Padang saat bincang-bincang dengan Khazanah,
Minggu, 19 Mei 2019.
Pertamanya,
tambahnya, LS bergerak dengan semangat komunitas. Jadi semua donasi donatur
sepenuhnya didonasikan 100 persen kepada mustahik. Setiap donatur bisa
berdonasi melalui mengirimkan ke rekening Laskar Sedekah Indonesia.
"Untuk donasi
dikumpulkan pada satu rekening di pusat, nanti pusat yang akan mendistribusikan
kepada cabang-cabang, karena tiap daerahnya memang tidak memiliki rekening dan
staf sendiri," ucapnya.
Selain itu cara untuk
berdonasi melalui pendistribusian celengan. "Kita memiliki celengan. Bagi
yang berminat nanti dikirimkan hingga batas waktu atau celengannya sudah penuh
dikembalikan lagi kepada LS. Celengan distribusikan kepada pribadi, bukan
institusi," tambahnya.
Setiap donasi yang
akan disalurkan oleh Laskar Sedekah, harus sesuai dengan keinginan donatur yang
berdonasi. Oleh karena itu, semua donatur terlebih dahulu melakukan akad dengan
Laskar Sedekah.
"Setiap donatur
yang akan berdonasi terlebih dahulu ada akadnya dengan kita. Mereka akan
berdonasi kepada siapa atau untuk program apa. Jadi ada akad yang jelas, nanti
donasi harus diberikan sesuai dengan akad tersebut, misal seorang donatur ingin
bersedekah untuk duda duafa atau janda duafa, ya kita akan berikan kepada
mereka," jelasnya.
Selama bulan Ramadan
ini, Laskar Sedekah memiliki banyak program, seperti berbagi buka puasa,
berbagi makanan untuk sahur, berbagi dengan anak yatim, piatu, dan duafa serta
berbagi bingkisan lebaran.
"Kita memiliki
program berbagi buka puasa 10 Mei kemarin. Tidak hanya untuk kaum duafa tetapi
juga orang-orang yang berbuka puasa, kami bagikan di beberapa titik, di mulai
dari dekat kampus UNP," ceritanya.
Untuk sahur pembagian
makanan diprioritaskan untuk duafa yang tidur di masjid dan pekerja kasar yang
bekerja di sekitar Pasar Raya Padang.
"Untuk pembagian
makanan sahur fokusnya kepada orang-orang yang tidur di masjid dan orang-orang
yang bekerja di pasar tambahnya," ungkap Aidil Rahmadi.
Sementara itu, ada
program Ramadan yang belum terlaksana yaitu berbelanja bersama dengan anak
yatim dan berbagi dengan bingkisan. Program berbelanja bersama anak yatim ini
langsung berbelanja dengan mereka. Alih-alih memberikan santunan dalam bentuk
pakaian atau makanan mereka langsung memboyong anak yatim ke pasar. Mereka
ingin mendengarkan apa yang penerima sedekah butuhkan.
"Program ini
akan segera dilaksanakan. Tahun lalu kita adakan dengan 100 anak yatim, piatu,
dan duafa. Mereka diajak berkeliling di pasar membeli barang yang mereka
butuhkan dengan jumlah maksimal belanja itu sebesar 300 ribu setiap anak. Mereka
juga diajak bermain, berusaha menyenangkan merekalah," cerita Aidil
Rahmadi.
Sementara itu,
kegiatan rutin Laskar Sedekah sepanjang tahun yaitu membagikan nasi bungkus
kepada pemulung, tukang sapu jalan, duafa pada setiap awal bulan.
"Kegiatan rutin
kami yaitu tebar nasi bungkus pada setiap awal bulan kepada bapak-bapak tukang
sapu, pemulung, itu kami nyebar ke beberapa titik. Jumlah nasi yang dibagikan
sekitar 30-80 nasi bungkus," jelasnya.
Tiga tahun berdiri, hal
yang lumrah dialami semua komunitas social. Anggota atau relawan datang dan
pergi. Hal seperti ini juga terjadi di LS. Relawan penggerak sangat sedikit
yang aktif.
"Kendala kami
yaitu kurang relawan sebenarnya. Setiap kegiatan nyaris selalu orang yang sama.
Kami tidak memiliki proses rekrutan yang terstruktur. Namun, mempersilakan
selebar-lebarnya setiap orang yang ingin bergabung," tambahnya.
Untuk operasional
kegiatan, saat ini Laskar Sedekah Indonesia Cabang Padang belum memiliki kantor
atau sekretariat khusus. Untuk operasionalnya pun dari kantong masing-masing.
"Kalau ada
kegiatan operasionalnya dengan dana pribadi. Ada juga dari donatur, yang memang
akadnya untuk biaya operasional," jelasnya.
Selama menjadi
relawan di Laskar Sedekah, Aidil menuturkan semua kegiatan yang ia lakukan membuatnya
tambah bersyukur.
"Apa yang
dilakukan sebenarnya mencas hati. Kami datang ke rumah mereka,
mendengar cerita mereka. Itu membuat saya lebih bersyukur dengan apa
yang saya punya," ujar mahasiswa UNP ini.
Hal yang sama juga
dituturkan oleh Ike Sabaria. Ia merasakan banyak pintu yang terbuka jika
ingin berbuat baik.
"Pengalaman yang
berkesan itu ketika adanya kunjungan ke panti asuhan dalam beberapa program
yang kala itu kita mengunjungi panti di daerah Parupuak Tabing. Bersama dengan
ibu penjaga pantinya kita masak bersama untuk menyiapkan makan bersama dan
kebetulan waktu itu milad (ulang tahun) Laskar Sedekah Kota Padang," ceritanya.
Ike dan kawan-kawan
berjuang untuk bisa mendapatkan dana hingga mendekati acara. "Itulah momen
pertama aku mulai merasakan bagaimana perjuangan persiapan yang dana H-2 acara
dananya belum terkumpul sesuai target namun karena usaha dalam
menggerakkan hati itu tiada henti dari pada penggerak akhirnya tak disangka
donasi berdatangan dan hingga pelaksanaan dengan sangat hikmat," kisahnya.
n sonia
Bersedekah
Maka Kita Bermental Kaya
Dari situs www.laskarsedekah.com mereka menerangkan latar belakang kehadiran
Laskar Sedekah. Hidup berdampingan dalam bermasyarakat senantiasa mengajarkan
untuk berbagi terhadap sesame. Di
samping itu memang begitulah ajaran dari tiap agama. Sesuai dengan falsafah
kita hidup harus bisa melihat ke bawah kepada mereka yang membutuhkan uluran
tangan.
“Jangan lah menatap pada
hingar-bingar kehidupan yang merupakan nafsu dunia,” kata Ma’ruf Fahrudin,
salah seorang dari 7 pendiri Laskar Sedekah Indonesia.
Awalnya, kata Ma’ruf
Fahrudin, kehadiran Laskar Sedekah ini terinspirasi dari seorang balita yang
sedang sakit namun tak ada biaya untuk berobat. “Melalui sahabat kecil
tersebut, hati kami tergerak untuk saling berbagi. Dengan mendirikan sebuah
wadah, dimana dalam wadah tersebut terkumpul biodata orang-orang yang
membutuhkan, yang sebelumnya telah disurvei terlebih dahulu sehingga sedekah
tersalurkan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan,” urainya.
“Tujuh orang pemuda
berinisiatif untuk membentuk komunitas ini. Saya merealisasikannya untuk
berbagi terhadap sesama dengan mengupload
foto seorang balita yang sedang sakit namun tak ada biaya untuk berobat,”
kisahnya..
Laskar Sedekah merupakan gerakan
sosial independen yang peduli dan cinta, kepada mereka yang membutuhkan. Laskar
Sedekah mengabdi untuk masyarakat dalam berbagai kegiatan dan misi sosial, di antaranya
menyalurkan sedekah cepat, tepat, mudah, profesional dan bertanggung jawab.
Selain itu Laskar Sedekah juga
membantu anak yatim, piatu, duafa, orang sakit maupun anak berkebutuhan khusus,
pelajar yang tidak mampu, bahkan membantu janda dan duda yang tidak mampu.
Visi-misi tersebut
direalisasikan dalam aksi agenda rutin seperti tebar nasi bungkus, antar-jemput
pasien ke rumah sakit, dan eksekusi sedekah yang meliputi menyampaikan uang
tunai kepada target sedekah, maupun menyampaikan amanah akad sedekah dari
berbagai program LS, di antaranya berbagi paket pendidikan, sembako, atau paket
mengaji berupa Iqro’ dan Alquran.
“Laskar Sedekah mengajak
kepada masyarakat untuk bersedekah melalui media sosial untuk menghimpun dana
dalam membantu orang-orang yang membutuhkan. Termasuk sebagai sarana
pertanggungjawabannya pun LS menggunakan media sosial dengan meng-upload
foto-foto dokumentasi eksekusi sedekah,” terangnya.
“Pasukan” merupakan sebutan untuk anggota yang
tergabung dalam Laskar Sedekah. Mereka semua bergerak hanya mencari rida Allah
tanpa mengejar materi. Sejauh ini LS memiliki ratusan pasukan yang tersebar di
17 kota di Indonesia, yaitu di Yogyakarta sebagai pusatnya dan di Jakarta,
Bekasi, Samarinda, Tangerang, Surakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Makassar,
Banjarmasin, Semarang, Bogor, Probolinggo, Padang, dan Malang sebagai
cabangnya.
Selain itu LS juga telah
memiliki 9 mobil ambulance dan 2 mobil sosial yang digunakan untuk melayani
antar-jemput pasien ke rumah sakit secara gratis maupun untuk transportasi
menyampaikan amanah sedekah.
Komunitas dengan slogan
“Sedekah 100%, tanpa dipotong operasional” memberikan arti semangat tersendiri
yang mengingatkan akan pentingnya menyampaikan amanah dengan cepat, tepat dan
bertanggung jawab tanpa menguranginya sedikitpun. Hal itulah yang membuat LS
untuk senantiasa menghabiskan saldo yang ada di Rekening Bank agar uang sedekah
dapat tersalurkan kepada mereka yang membutuhkan dengan segera.
Awal
Mula
Semboyan yang mengajarkan
kepada kita bahwa bersedekah itu bukan berarti kita adalah orang kaya. Namun,
dengan bersedekah itu berarti kita memiliki mental berbagi sebagai wujud rasa
syukur nikmat kita kepada sang Illahi Rabbi, pemberi rezeki.
Alasan pembentukan
komunitas Laskar Sedekah dapat dikatakan sangat emosional, karena berhubungan
dengan pengalaman pribadi Ma’ruf Fahrudin, pendiri LS . Kala itu, ia dimintai
pertolongan tetangga di samping rumahnya untuk membantu seorang balita bernama
Nugie Cahya Ramadhani yang membutuhkan biaya operasi kelainan bibir sumbing.
Biaya operasi yang
diperlukan oleh balita itu terlalu besar sehingga orang tuanya merasa tidak
sanggup untuk menjalaninya. Akhirnya, Ma’ruf melakukan penggalangan dana publik
melalui Media sosial (Facebook).
Ia memotret gambar Nugie
Cahya Ramadhani dan mencantumkan nomor rekening untuk membantu meringankan
biaya operasi balita itu. Tanpa disangka, respon publik sangat antusias.
Dari kampanye tersebut,
Ma’ruf berhasil menggalang dana sebesar Rp6 juta yang digunakan sepenuhnya
untuk operasi bibir sumbing sang balita hingga ia bisa sembuh seperti sedia
kala.
Setelah pengalaman pertama
tersebut, pada tanggal 29 Maret 2012, Ma’ruf memperoleh mimpi yang berisi
“perintah” agar ia menolong saudara dan orang lain lebih banyak. Berbekal dua
pengalaman tersebut, Ma’ruf kemudian mengumpulkan keenam kawannya yang ternyata
juga antusias menyambut ide Ma’ruf. Mereka adalah Wisnu, Buyung, Eky, Oktava,
Lutfi, dan Yon Aditama.
Dari beberapa percakapan
ringan, salah satu dari mereka kemudian menyeletuk untuk menamai komunitas
mereka dengan sebutan “Laskar Sedekah”. Ide itu muncul untuk membantah stigma
publik tentang Islam yang selalu diidentikan sebagai kelompok yang gemar melakukan
kekerasan. Mereka ingin menampilkan wajah baru Islam yang penuh dengan kasih
sayang dan keinginan untuk berbagi.
Laskar Sedekah memiliki
visi dan misi sebagaimana komunitas atau organisasi lainnya. Perlu
digarisbawahi bahwa komunitas ini menggunakan nilai-nilai Islam dalam
pergerakannya. Nilai-nilai itu berlandaskan pada QS. Al-Baqarah: 274 yang
artinya “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari
secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, maka mereka akan mendapat pahala
di sisi Tuhannya, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati". MN/berbagai
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar